0
Upacara adat kematian Adat Rambu Solo dari Toraja
Posted by a
on
21.12
Toraja tidak hanya memiliki upacara kelahiran tapi juga memiliki upacara kematian yang bernama yaitu upacara adat Rambu Solo.Rambu Solo adalah upacara adat kematian masyarakat Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan.Upacara ini sering juga disebut dengan upacara penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah mengikuti seluruh rangkaian proses dari upacara ini.Jika belum maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang sakit atau lemah sehingga dia tetap diperlakukan seperti layaknya orang hidup yaitu dibiarkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak berbicara.
Dalam masyarakat Toraja,upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal,semakin kaya dan berkuasa seseorang,maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal.Rambu Solo merupakan acara tradisi yang sangat meriah di Tanah Toraja,karena menghabiskan waktu berhari-hari untuk merayakannya.Upacara ini biasanya dilaksanakan pada siang hari saat matahari berada di arah barat dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari.Bahkan bisa sampai 2 minggu untuk kalangan bangsawan.Kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit batu.Karena menurut kepercayaan Aluk To Dolo (merupakan kepercayaan masyarakat Tanah Toraja dulu sebelum masuknya agama Islam dan Nasrani) di kalangan orang Tanah Toraja semakin tinggi tempat jenazah tersebut di letakkan maka akan semakin cepat pula rohnya akan sampai ke nirwana.
Dalam agama aluk hanya keluarga bangsawan yang berhak pesta pemakaman yang besar.Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari.Ada sebuah tempat untuk prosesi pemakaman yang di sebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas,selain itu digunakan sebagai tempat pelayat yang hadir juga sebagai tempat dari lumbung padi dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang di tinggalkan.Musik,suling,nyanyian,lagu,dan puisi tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak,orang miskin,dan orang kelas rendah.
Upacara ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu,berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan dengan tujuan untuk keluarga yang di tinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang agar dapat menutupi biaya pemakaman.Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju puya (dunia arwah atau akhirat ).Dalam masa penungguan orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selasai setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke puya.
Puncak dari upacara Rambu Solo ini di laksanakan di sebuah lapangan khusus.Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkain ritual seperti proses pembukusan jenazah,pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti jenazah,penurunan jenazah ke lumbung untuk di kuburkan dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Selain itu dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang di pertontonkan diantaranya yaitu adu kerbau,kerbau-kerbau yang akan di korbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih dan adu kaki,ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja.Kerbau nantinya akan disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya sekali tebasan,ini merupakan ciri khas masyarakat Toraja.kerbau yang akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa tetapi kerbau bule tedong bonga yang harganya sekitar 10-50 jutaan atau lebih per ekornya.
Upacara ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu,berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan dengan tujuan untuk keluarga yang di tinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang agar dapat menutupi biaya pemakaman.Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju puya (dunia arwah atau akhirat ).Dalam masa penungguan orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selasai setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke puya.
Puncak dari upacara Rambu Solo ini di laksanakan di sebuah lapangan khusus.Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkain ritual seperti proses pembukusan jenazah,pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti jenazah,penurunan jenazah ke lumbung untuk di kuburkan dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Selain itu dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang di pertontonkan diantaranya yaitu adu kerbau,kerbau-kerbau yang akan di korbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih dan adu kaki,ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja.Kerbau nantinya akan disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya sekali tebasan,ini merupakan ciri khas masyarakat Toraja.kerbau yang akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa tetapi kerbau bule tedong bonga yang harganya sekitar 10-50 jutaan atau lebih per ekornya.
Sumber :
https://corlena.wordpress.com/village-kampong/londa-tana-toraja/
http://hasanuddin-airport.co.id/detail/wisata/upacara-adat-rambu-solo039-upacara-pemakaman--toraja

Posting Komentar